Monday, November 26, 2012

Hidup Bersama 'Monster' bernama Narsis

Hidup bersama seorang pengidap Narsis atau istilah kejiwaannya : Narcissistic Personality Disorder atau N adalah hal yang tidak sadari oleh korbannya sampai terjadi hal-hal dramatis yang membuka mata korban itu sendiri. Korban menjadi kebingungan, sensitif, merasa selalu takut berbuat salah, minder serta takut bersosialisasi.

Melepaskan diri dari cengkraman 'monster' ini menjadi sangat sulit karena tanpa disadari orang-orang sekitar korban sudah dicuci otak dan dimanipulasi oleh N. Mereka menganggap korban paranoid, emosional dan tidak berpikir panjang. Yang punya masalah kejiwaan adalah ! N tapi korban yang dianggap labil dan punya masalah kejiwaan oleh orang sekitar. Bahkan orang terdekat korban merasa simpati, kasihan dan mau mengerti N biarpun pada saat yang bersamaan mereka bilang N sakit jiwa. Itulah kehebatan Narsis ! Sanggup meyakinkan orang lain bahwa dia sungguh-sungguh berkuasa dan memanipulasi secara tidak langsung dan selama bertahun-tahun sera membuat orang sekitarnya seperti ketagihan untuk dipermainkan perasaannya oleh N.

Dalam usaha N adalah ahli manipulasi yang ulung, sebagai kekasih dia pandai meyakinkan mangsanya dengan mengatakan dia tidak sanggup hidup tanpa si mangsa dan dalam bersosialisasi dia dihormati dan memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi walaupun sebenarnya untuk menutupi keinginannya yang amat besar untuk selalu dikagumi dan dibutuhkan.

Segala bentuk penghinaan atau manipulasi atas identitas diri bahkan kebohongan sehingga membuat korban serba salah bahkan putus asa, tapi itu semua bukan untuk memberikan kepuasan baginya untuk menyakiti orang seperti halnya psikopat tapi untuk meyakinkan diri sendiri bahwa dialah yang terbaik dan menginginkan agar mangsanya selalu memuja. Pada level tertentu bahkan ada N yang menganggap dirinya sebagai Tuhan.

Kekerasan secara mental terkadang sampai kekerasan fisik sering juga timbul saat N merasa terancam, dalam arti merasa tidak diperhatikan dan bentuk rasa frustasi karena tidak dibutuhkan. Terkadang sang mangsa melawan dan N akan bersikap polos tidak berdosa. Bertanya kenapa marah terhadapnya, dia tidak bermaksud berbuat jahat, mangsanya dengan kebohongan agar mangsanya kembali masuk perangkapnya. Dan N menganggap bahwa mangsa salah mengerti.

Saat sang mangsa mau keluar dari perangkap maka N akan menggunakan senjata memelas supaya mangsa masuk perangkap lagi karena belas kasihan. Tentu saja N tidak mau mangsanya keluar perangkap karena dia butuh mangsa itu untuk memujanya dan itu sudah membuat N ketagihan. Makanya N menjadi posesif bukan untuk memiliki mangsanya tapi untuk mendapatkan segala bentuk pemujaan dan rasa dibutuhkan. Jika mangsa sudah tidak mau mempedulikannya mungkinkah N akan mencari mangsa lain?

No comments: